Tuesday, January 26, 2010 ~ 0 Comments

Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.

SocialTwist Tell-a-Friend

Sunday, January 10, 2010 ~ 0 Comments

Jangkau Konsumen anda dengan menjadikan brand anda Teman yang Baik

“If you go looking for a friend, you're going to find they're very scarce. If you go out to be a friend, you'll find them everywhere.”
Zig Ziglar (penulis dan pembicara motivasi Amerika)

Kata-kata Zig Ziglar tersebut telah di gaungkan sejak tahun 50an. Sampai sekarang bila kita telaah, kata-kata tersebut masih sangatlah relevan untuk sebuah bisnis untuk tidak hanya survive tapi juga memenangkan kompetisi.

Konsumen berhak mempunyai opini dan pilihan-pilihan mereka sendiri, sedari dahulu pun selalu begitu. Opini besar di masyarakat seringkali dapat dikendalikan dan diarahkan demi kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Dahulu pekerjaan sebuah tim Public Relation didalamnya termasuk adalah kategori “mengendalikan” media (konvensional), karena media berperan besar menyampaikan pesan-pesan yang sampai pada masyakarat. Pesan-pesan itulah yang dijaga agar sesuai dengan konteksnya dan sesuai efeknya terhadap tujuan mereka. Karena pesan-pesan yang akan sampai pada masyarakat inilah yang akan turut membangun opini masyarakat, misalnya terhadap sebuah produk.

Di era serba informasi cepat dan dapat diakses dimana saja dan siapa saja, konsumen menjadi individu-individu yang powerful dari segi akses informasi. Mereka tidak lagi tergantung oleh media-media konvensional besar saja untuk mendapatkan informasi. Informasi menjadi konsumsi bebas setiap individu dengan kendali di setiap individu tersebut untuk mengciptakan dan mendistribusikannya.

Kita merasakan ketika SMS menjadi media baru penyaluran informasi mulai dari informasi tidak bertanggungjawab sampai digunakan oleh instansi pemerintah sendiri untuk menjangkau masyarakat luas, sampai saat ini banyak pula digunakan oleh operator sebagai jangkauan pengiklan. Media SMS saja sudah sulit dikendalikan oleh satu pihak, karena setiap individu berhak membuat dan mengedarkan sebuah SMS. Kita bisa rasakan hebohnya dan sensitifnya masyarakat terhadap isu-isu tertentu yang diedarkan melalui SMS sampai saat ini pun.

Tak heran juga ketika media e-mail menjadi salah satu saluran informasi yang sulit ditebak pula efeknya terhadap opini masyarakat. E-mail yang tepat bisa menghancurkan reputasi sebuah organisasi, email yang lain bisa menaikkan popularitas dan simpati. Sepertinya kasus Prita yang bermula dari sebuah email, kasus hoax The Botol Sosro yang banyak beredar di e-mail, cukup menjelaskan bagaimana posisi pergerakan media e-mail dalam distribusi informasi yang cukup berpengaruh.

Lalu datanglah web 2.0 dengan social media netwoking sebagai anak emasnya. Yang satu ini semakin memberikan sebuah alat yang powerful untuk setiap individu menjadi newsmaker dan broadcaster. Mudah karena dengan satu click saja sudah dapat membroadcast apapun yang ada dalam pikiran individu ke semua individu lainnya yang memang sudah pada posisi untuk turut mendapatkan update yang memang dia mau dan ijinkan.

Saat ini informasi bisa diciptakan dan digerakkan oleh siapa saja. Pintu akses dan kebebasan telah terbuka untuk setiap individu dan individu semakin berhak memilih apa yang ingin mereka lihat dan dengar. Kemudian kendali opini individu menjadi kendali terhadap masing-masing mereka sendiri dan komunitasnya. Mereka akan lebih percaya komunitasnya dikarenakan dalam komunitas itu mungkin adalah keluarga mereka, teman-teman mereka, orang-orang  yang mereka anggap ahli, ahli bukan karena gelar atau title tapi ahli karena sudah mencoba suatu hal dan membagi informasi berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukannya. Di sinilah mereka meletakkan kepercayaannya terhadap komunitas yang mereka pilih mewakili identitas yang sama dengan mereka. Inilah teman-teman sejati bagi mereka, dan terkadang hal ini yang sama sekali tidak bisa didapatkan dari media-media konvensional.

Media konvensional mulai tidak lagi menjadi sumber informasi utama. Media konvensional telah menjadi sulit untuk menjangkau masyarakat dibandingkan dengan media modern seperti internet. Saat ini pekerjaan PR akan lebih kompleks dan signifikan. PR akan evolve menjadi lebih ke relationship dengan individu konsumen langsung. Bila dahulu media konvensional bisa dikumpulkan dan di briefing secara mudah, saat ini misalnya untuk menggerakkan blogosphere(dunia per-blog-an) untuk menyuarakan sebuah topik tentu tidak semudah itu. Mungkin mengundang para blogger dalam sebuah acara dengan harapan mereka akan menulis tentang topik dalam acara tersebut dalam blog mereka, mungkin juga mengadakan kontes blog dengan hadiah-hadiah yang menarik dapat mengangkat sebuah topik di blogosphere. Tetapi semua itu tentu sebuah pertaruhan yang serba tak pasti. Mulai dari apakah blogger akan menulis tentang topik tersebut setelah pulang dari sebuah acara atau apakah yang ditulis seorang blogger akan tepat seperti yang diinginkan dalam sebuah kontes, bahkan mungkin review yang buruk juga bisa saja didapatkan. Itu baru dunia blogger, bagaimana dengan social media network yang lebih luas lagi jangkauan individunya?

Kembali ke Zig Ziglar. Jika anda mencari teman, teman ini sangat sulit ditemukan, bila anda menjadi teman, kau akan menemukannya dimana saja. Kata-kata bijak ini terasa sangat tepat kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Bila kita ingin mendapatkan teman, tidak bisa kita hanya mengundang mereka bertemu dan bertatap muka saja, lalu mengutarakan niat kita. Cara mencari teman yang paling mudah adalah memposisikan kita sebagai teman sebenarnya. Demikian halnya konsumen, mereka mengandalkan teman-teman mereka dan lebih percaya teman-teman mereka. Konsumen akan mencari teman mereka untuk saran, review dan nasehat tentang sebuah produk sebelum mereka memutuskan membeli. Teman-teman konsumen ini antara lain adalah search engine untuk riset seperti google, blog yang mereka anggap kompeten, mailing list, facebook, twitter dan masih banyak lagi. Semua ini adalah media online yang isi kontennya semua dihasilkan oleh individu-individu konsumen lainnya. Mereka akan mendapatkan poin lebih dimata calon konsumen karena mereka mungkin saja sudah pernah mencoba produk tertentu tersebut.

Tentu ini menjadi sebuah misi baru bagi setiap organisasi perusahaan, menjadi teman bagi setiap konsumennya. Menjangkau mereka secara individu tidaklah bearti custom made product saja, tetapi menjadi teman sejati yang mau mendengarkan keinginan dan kebutuhan konsumennya. Teman sejati yang ini yang tentu akan dapat meng-drive opini konsumen dengan aksi-aksi seperti memberikan value-value tambahan, mendengarkan saran terhadap produk, mengkonsultasi kebutuhan konsumen dan juga mendenagrkan keluhan.

Menjadi teman bearti mengerti mereka, bukan menggurui. Mengerti adalah mengetahui secara pasti kebutuhan konsumen, karena untuk memenuhi konsumenlah sebuah produk diciptakan. Berada di tempat-tempat mereka berada bearti masuk dalam tempat-tempat pergaulan yang tepat. Di mana konsumen-konsumen itu berada, disanalah brand harusnya berada. Dan dengan teknologi web 2.0 mencari teman mungkin sangat mudah, menjadikan konsumen mau menjadikan brand teman sejati mereka tentu tidak mudah. Oleh karenanya untuk sebuah brand untuk menjadi teman akan lebih baik memposisikan diri sebagai teman dahulu. Karena dengan menjadi teman, konsumen akan lebih mudah percaya dan mau menjadikan brand sebagai teman. Jadikan brand anda teman yang baik, brand anda akan memperoleh konsumen sebagaii teman anda dan anda tak akan kesulitan lagi menjangkau teman-teman anda dengan pesan-pesan yang tepat dan sesuai.

Brand anda sudah siap berteman?

Jangkau Konsumen anda dengan menjadikan brand anda Teman yang BaikSocialTwist Tell-a-Friend

Wednesday, January 6, 2010 ~ 0 Comments

Hidup bukanlah teka-teki silang.. Kalau tak bisa kita tebak, jawabannya akan tiba pekan depan..

SocialTwist Tell-a-Friend